Minggu, 20 Februari 2022

"Cepat Sembuh Jangan Rapuh, Sendu Sudah Menunggu untuk Bahagia Bersamamu"

 Beberapa hari berlalu, kesakitan dan patah berulang kali menyegah langkah. Mengajak berkelana diatas dipan dengan mata terpejam. Kadang kala lamunan menerjang disadarkan sakit yang tak karuan. Fokusnya selalu teralihkan dari mana sakit ini datang? Ia selalu bertanya - tanya sementara lukanya tetap menganga. Begitu berulang sampai - sampai tak mampu lagi bergerak terarah. 

Lambat hari, sakit nya semakin menjadi - jadi. Ingin pergi kedokter, tapi tak mampu menjelaskan rasa sakit itu. Spesialis apa yang harus ia datangi ia tak mengerti. Ia putus asa, ia membutuhkan bantuan untuk sembuh dari sakit dan lukanya tapi ia sendirian disana. 

Terus menerus berjalan dengan sempoyongan. Melalui jalan dengan kesakitan. Kadangkala muncul bantuan, namun isinya sebatas harapan. Kadangkala ada yang datang mengajak sembuh dan bangun lagi. Namun pesakitan itu tak pernah bosan menghampiri. 

Hingga pada akhirnya ia termenung dengan dirinya sendiri. Pemikirannya sedikit berubah kala itu. Bagaimana hari - hari selanjutnya akan berlalu? Apakah akan terus beriringan dengan sakit - sakit ini? Yaps. Ia bangkit, ia tak ingin selamanya dengan pesakitan ini. Ia bertekad akan berperang dengan kesakitan ini. 

Titik temu telah ia gapai. Ia ingin sembuh dan bangkit. Lalu berdiri kemudian berjalan lagi layaknya orang - orang.  Memperjuangkan hidup sebaiknya dan mendekat pada Tuhan nya. Menjalani sendu - sendunya, berjalan menuju bahagia. Ia tenang, ia nyaman dan ia senang. 

Titik terang itu mengarah pada sebuah pemikiran tentang kinerja seorang dokter. Dokter tak pernah menyerah untuk mengontrol dan membantu menjadi perantara pasiennya untuk sembuh. Fikiran baru muncul ia harus menjadi dokter untuk dirinya sendiri. Memusingkan memang tapi itu yang harus ia lakukan. Malam hari ia mencari dan terus mencari cara agar bisa menjadi dokter untuk dirinya sendiri. Tak lama namun begitu menguras tenaga. Teori itu akhirnya muncul dalam pikirannya. Seorang dokter tak pernah mencari siapa yang membuat pasien nya terluka, tapi seorang dokter fokus untuk membantu pasiennya bebas dari luka dan sembuh. Sungguh luar biasa. 

Tersadarlah ia akan apa yang harus dikerjakan nya. Fokusnya harus tetap untuk mengusahakan berdiri. Tidak lagi mencari - cari siapa yang membuat sakit, apa yang membuat dirinya sakit dan kenapa ia dibegitukan. Kenyataan untuk melupakan orang yang menyakiti memanglah berat, namun hidup dengan pesakitan ini jauh lebih berat. Ikhlas akan apa yang terjadi adalah cara untuk bangkit lagi. Tetap fokus pada dirinya sendiri untuk tetap berjalan dan berlari mengarungi kehidupan meski banyak yang menjegal langkah untuk kembali tumbang. Lama kelamaan kabiasaan itu bisa ia lakukan. Ia sembuh dengan dirinya sendiri, pesakitan itu kini telah menjadi hiburan bukan lagi beban.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tentang Istirahat dan Mengistirahatkan Diri

 Barangkali lelah menanglah harus istirahat. Jangan paksa untuk selalu kuat. Kamu hanya manusia yang tak memiliki apa - apa. Semunya terbata...